Bangun Rumah,Kuliahkan Anak,Kisah Sukses Pemburu Durian Dondo Dari Bambapun

TOLITOLI-Mungkin tak banyak orang di Dondo yang tahu bagaimana prospek bisnis buah Durian sejauh pengetahuan pedagang Durian Dondo asal Desa Bambapun satu ini.

Jualan buah durian ia lakoni terhitung sudah cukup lama. Sehingga mereka yang biasa mampir membeli dan menikmati buah dengan bau harum khas ini, familiar dengan sosok orang yang bernama Suwardy, pemilik salah satu lapak durian di lintasan Jalan Trans Sulawesi, Dusun Malama Desa Bambapun Kecamatan Dondo.

Hampir setiap saat, ada saja buah durian yang terpajang di lapaknya. Entah bagaimana ia menemukannya, meski saat itu sesungguhnya bukanlah musim buah durian. Itulah sebabnya ia dikenal dengan sebutan pemburu durian.

Sekali waktu ia meletakkan buah durian di lapaknya, padahal saat itu bukanlah musimnya. Saat ditanya, ternyata ia memperolehnya dari luar wilayah Dondo.

Pengalamannya dalam urusan durian ini tak dapat dianggap enteng. Tak ada tempat di Kecamatan Dondo yang luput dari jelajahnya, asalkan ada bau durian.

Suardy ditemani isterinya, Nurmila, menekuni usahanya itu sejak ia masih tinggal di pondok kecil. Sekian lama ia jalani, kini mereka bisa memiliki rumah permanen yang cukup besar untuk keluarganya.

Pada sebuah kesempatan, tepatnya Rabu (20/01/2021) awak media ini menyempatkan berbincang dengan pemburu durian itu di lapak miliknya sekitar pukul 10:30 pagi hari.

Kepada awak media ini, Suardy yang ditemani isterinya menuturkan pengalamannya berurusan dengan durian. Ia mengaku saat ini telah menikmati kesuksesan atas usahanya itu.

“Dulunya kami hanya miliki rumah pondok kecil. Berkat berjualan durian, perekonomian kami sedikit ada peningkatan, sampai kami bisa membangun rumah batu permanen,” ungkapnya.

“Bukan hanya itu, 3 orang anak saya Alhamdulillah kami bisa sekolahkan sampai di tingkat kuliah berkat rezki yang di berikan Allah melalui jualan durian,” katanya melanjutkan pembicaraan,

Bagi Pak Suardy, Durian sudah menjadi sesuatu yang tak bisa dipisahkan dari kehidupannya. Suka duka dalam usahanya itu cukup panjang untuk dikisahkan. Pastinya ia telah menemukan kenikmatan tersendiri dengan buah bulat berduri tajam itu.

Baginya, setiap musim durian tiba, hati mereka sekeluarga berbahagia pasalnya. Artinya, ada lagi rezki yang menghampiri kehidupan sehari-hari. Bahkan kadang ia berharap agar musim durian tidak cepat berlalu. Bahkan kalau perlu sepanjang tahun selalu ada.

Saat disinggung soal permodalan dan keuntungannya, pak Suardy dan istrinya memperlihatkan raut muka senyum. Katanya itu tergantung jumlah durian yang dibeli dari pemilik pohon durian.

Perhari biasa terjual habis jingga 700 buah. Nilainya sekitar Rp. 11.200.000. Penjualan dalam jumlah yang besar itu umunya kepada pedagang lanjutan dari luar daerah seperti Gorontalo dan Manado. Terkadang juga ada pedagang dari Kota Palu.

Selain pedagang lanjutan, banyak juga pengendara yang melintas jalur Trans Sulawesi yang mampir membeli dan makan di tempat.

Dari perbincangan Rabu pagi itu, yang menarik adalah pesan Pak Suardy agar digalakkan menanam durian.

“Tanamlah pohon duren sebanyak-banyaknya, angan biarkan lahan produktif tidak terpakai. Manfaatkan dengan menanam pohon durian. Mudah tumbuh dan jua perawatannya,” kata dia.

“Hasilnya menjanjikan untuk satu musim dan kalau sudah produksi tidak perlu khawatir mengenai buahnya ada yang beli atau tidak,” tuturnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, “tenang saja, soal pembeli buah durian, kami yang datang langsung ke pohonnya. Selagi ada buah durian, tengah malam pun kami jalani”.

“Pokoknya, tanam saja sebanyak-banyaknya. Apalagi durian Montong, pedagang belinya hitungan per kg (timbang), bukan per buah,” terang Suardy penuh semangat[]kn