Digital Literacy Skill untuk Anak Usia Dini di abad 21
Literasi digital adalah kecakapan (life skills) yang tidak hanya melibatkan kemampuan penggunaan perangkat teknologi, informasi dan komunikasi, tetapi juga melibatkan kemampuan untuk dalam pembelajaran bersosialisasi, sikap berpikir kritis, kreatif, serta inspiratif sebagai kompetisi digital. Sejak dini anak mulai diperkenalkan pada literasi digital seiring dengan perkembangan zaman saat ini yang sedang memasuki era society 5.0 dimana manusia dan teknologi saling berdampingan. Pokja Bunda PAUD Provinsi Gorontalo dibawah bimbingan bunda drg Gamaria Monoarfa dan bunda Prof. Wenny Hulukati, M.Pd akan membahas terkait Literasi Digital untuk anak usia dini.
Beberapa keterampilan abad 21 yang perlu dimiliki oleh anak-anak saat ini terutama generasi Alfa diantaranya: critical thinking skill untuk menemukan solusi pemecahan masalah, creativity dengan mencipatakan berbagai karya inovasi sebagai bukti produktivitas yang out of the box namun mampu menjawab permasalahan, collaboration dalam mencipatakan karya inovasi untuk memecahkan masalah bersama dengan berbagai bidang keilmuan, dan communication untuk menyampaikan ide-ide kreatifnya.
Anak usia dini memiliki karakteristik yang unik. Mereka bukanlah orang dewasa mini namun merupakan individu yang berada pada masa krusial karena merupakan masa sensitif perkembangan. Pada masa ini 80% otak manusia berkembang pesat di usia 0-8 tahun sehingga memerlukan stimulasi yang holistik dan integratif untuk mengoptimalkan perkembangannya. Pada masa ini anak Mulai menempatkan diri pada posisi orang lain, tahapan perkembangan anak usia 0-2 tahun adalah masuk pada fase sensory motor, dimana indormasi dan pengetahuan anak diperoleh melalui aktivitas pancainderanya dan pada usia 2-8 tahun berada pada fase Pra operasional konkret, dimana anak anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran. Perkembangan anak terdiri dari membangun pengalaman tentang dunia melalui adaptasi dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika ia bisa menggunakan pemikiran logis. pada usia ini anak Mulai belajar bahwa ada aturan dan norma sosial yang harus diikuti. Mulai membangun persahabatan walaupun pengaruh keluarga adalah yang terpenting.
Apa saja tantangan saat mengenalkan digital literasi kepada anak?
Tantangan yang dihadapi berkaitan dengan sharing information. Hal ini sangatlah rentan karena mudahnya memperoleh informasi melalui smart phone. Jaringan internet yang mudah ditemui dimanapun saat ini memudahkan anak-anak mencari informasi melalui gadget. Hanya dengan sedikit huruf yang diketikan akan muncul berbagai informasi lewat layanan Google search. Orang tua mengira anak sedang mebuka konten yang aman untuk mereka, padahal yang terjadi, walaupun gadget sudah di set parental guide namun para content creator lebih cerdik. Membuat visual konten anak-anak namun berisi informasi untuk orang dewasa, Tantangan lainnya adalah digital footprint. Jejak digital yang ditinggalkan anak-anak kita ketika mengakses fitur-fitur di intenet. Banyak pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan jejak digital ini untuk hal-hal negatif.
Apa yang bisa kita lakukan?
Sebagai orang tua agar literasi digital bermanfaat untuk anak-anak kita untuk itu hendaknya orang tua :
- Mendampingi anak
- Membatasi waktu maksimal 2 jam sehari
- Tidak menjadikan gadget sebagai solusi atau reward
- Menggunakan aeroplane mode
Pupung Puspa Ardini