Hasil Survei,PKB Naik, PPP dan PAN Anjlok

PKB mengalami peningkatan elektabilitas berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga survei. Survei itu dilakukan selama periode 4 hingga 15 Januari 2023 di 34 provinsi seluruh Indonesia. Tiga partai lainnya, antara lain: Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengalami penurunan elektabilitas. Misal saja, survei LSI Denny JA menyebutkan, elektabilitas PAN hanya pada angka 1,9 persen dan PPP di angka 2,1 persen. Sedangkan PKB dengan angka 8 persen dan PKS 4,9 persen.

Data yang dirilis Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) juga menunjukkan hal yang sama. Dalam survei SMRC, elektabilitas PPP mengalami penurunan dari 4,5% menjadi 2,4 persen. Sementara itu, elektabilitas PAN anjlok lebih parah, dari 6,8% turun menjadi 1,9 persen. Kedua partai berbasis massa Islam itu terancam terdepak dari DPR RI karena tidak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4 persen. Adapun PKB berdasarkan data SMRC mengalami kenaikan elektabilitas, yakni dari 9,7 persen (suara di parlemen) menjadi 10,3% dalam survei. Namun Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi alias Awiek tak sependapat dengan hasil survei di atas.

Menurutnya sejak sejarah lembaga survei berdiri, hampir setiap hasil survei menyebut PPP tidak pernah lolos ambang batas parlemen. Faktanya, kata dia, hasil pemilu berkata lain: PPP selalu lolos ke Senayan. “PPP selalu lolos ke parlemen. Karena PPP mau ikut pemilu, tidak mau ikut survei,” kata Awiek saat dihubungi reporter Tirto, Senin (20/3/2023). Menurut Awiek, hasil survei selalu dijadikan sebagai semangat untuk bekerja maksimal setiap menuju pemilu. Ia mengatakan, mesin politik PPP hari ini bergerak masif, mulai pendekatan struktur, kultur, dan figur agar suara partai berlambang ka’bah itu pada pemilu mendatang lebih maksimal.

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua Umum DPP PAN, Viva Yoga Mauladi mengatakan, survei SMRC selalu sama sejak 2004, yang menyebut elektabilitas PAN kerap menurun. “Biasa sih kalau itu surveinya SMRC,” kata Viva Yoga saat dihubungi Tirto. Viva Yoga menyebut, sejak 2004 sampai 2022, SMRC kerap merilis hasil survei bahwa PAN adalah partai nasakom. “Partai yang nasibnya satu koma. Bahkan merilis hasil elektabilitas PAN kalah dengan partai politik yang tidak lolos parliamentary threshold,” ucap Viva Yoga. Ia mengatakan, jika hasil dari lembaga survei itu akurat dan valid, maka seharusnya sejak Pemilu 2004, PAN tidak lolos parlimentary threshold. Namun, kata dia, sebaliknya hasil surveinya selalu tidak terbukti. “Sampai Pemilu 2019, PAN masih memperoleh kursi DPR RI,” kata Viva Yoga. Ia mengatakan, dari data resmi KPU RI pada Pemilu 2004, PAN memeroleh suara nasional sebesar 6,44 persen. Lalu, Pemilu 2009 sebesar 6,01 persen, Pemilu 2014 sebesar 7,59 persen, dan Pemilu 2019 sebesar 6,84 persen. “Jadi, ada perbedaan hasil super signifikan antara prediksi melalui hasil survei oleh SMRC itu dengan hasil resmi pemilu yang ditetapkan oleh KPU,” kata Viva Yoga.