Ketua TP PKK Provinsi Gorontalo, drg Gamaria Purnamawati Monoarfa, memegang peranan penting dalam upaya menurunkan angka prevalensi stunting di Provinsi Gorontalo. Beliau telah berjuang dengan gigih dan tekun dalam mengembangkan program-program kesehatan yang berfokus pada peningkatan kesehatan ibu dan anak serta upaya pencegahan stunting.
Sebagai seorang dokter gigi Anak yang berpengalaman, drg Gamaria Purnamawati Monoarfa memahami betul pentingnya kesehatan , termasuk dalam pencegahan stunting. Beliau menyadari bahwa banyak kasus stunting disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang berkualitas pada masa pertumbuhan anak,ditambah lagi dengan masyarakat yang kurang memiliki informasi dan edukasi tentang Apa itu Stunting. Oleh karena itu, beliau mengembangkan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas asupan gizi pada masa kehamilan dan masa anak-anak.
Beberapa program unggulan yang dikembangkan oleh drg Gamaria Purnamawati Monoarfa bersama TP PKK Provinsi Gorontalo adalah program “One day one egg,Gerakan orang tua asuh, Desa Binaan,Program SMART Serta Penggunaan Teknologi Digital Berupa Aplikasi Gorontalo Stunting Warior”. Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan asupan gizi yang cukup pada masa pertumbuhan anak. Program ini juga mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan protein hewani.
Selain itu, drg Gamaria Purnamawati Monoarfa juga mengembangkan program “Bumil Sehat, Bayi Sehat”. Program ini dikhususkan untuk memberikan perhatian khusus pada ibu hamil dan bayi, dengan memberikan edukasi tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan dan persalinan yang aman, serta memberikan informasi tentang teknik pemberian ASI yang benar dan pentingnya memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi.
Melalui program-program yang dikembangkan oleh drg Gamaria Purnamawati Monoarfa dan TP PKK Provinsi Gorontalo, angka prevalensi stunting di Provinsi Gorontalo berhasil menurun,Dilihat dari hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021 sebesar 29 persen, di tahun 2022 turun menjadi 23,8 persen,
Dari hasil intervensi PKK Provinsi Gorontalo dengan para pihak, pada awal tahun 2023 target per tahun yang ditetapkan pemerintah dalam penurunan tengkes adalah 3,8 persen, Provinsi Gorontalo berhasil menurunkan prevalensi tengkes sebesar 5,2 persen. “Gorontalo menjadi provinsi ke-3 dengan penurunan prevalensi tengkes tertinggi secara nasional setelah Sumatera Selatan dengan penurunan prevalensi stunting sebesar 6,2 persen dan Kalimantan Selatan sebesar 5,4 persen,” kata Yana Yanti Suleman yang saat itu menjabat Plt Kadis Kesehatan Provinsi Gorontalo.
Langkah awal penurunan prevalensi ini membuat Pemerintah Provinsi Gorontalo optimistis dapat menurunkan angka tengkes sesuai dengan target yang diharapkan Presiden Joko Widodo yakni 14 persen di 2024.
data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 di Kabupaten dan Kota di Provinsi Gorontao mengungkap penderita tengkes di Kabupaten Boalemo mencapai 29,8 persen, Kabupaten Gorontalo 28,3 persen, Kabupaten Pohuwato 34,6 persen, Kabupaten Bone Bolango 25,1 persen, Kabupaten Gorontalo Utara 29,5 persen, Kota Gorontalo 26,5 persen. Total rata-rata untuk Provinsi Gorontalo mencapai 29 persen.
Pada tahun 2022 pemerintah mengeluarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) hasilnya untuk Kabupaten Boalemo angka tengkes adalah 29,9 persen, Kabupaten Gorontalo 30,8 persen, Kabupaten Pohuwato 6,4 persen, Kabupaten Bone Bolango 22,3 persen, Kabupaten Gorontalo Utara 29,3 persen, Kota Gorontalo 19,1 persen. Total untuk Provinsi Gorontalo adalah 23,8 persen. Di tahun 2022 juga Pemerintah dan PKK Provinsi Gorontalo mengeluarkan data prevalensi tengkes. Untuk Kabupaten Pohuwato sebesar 6,4 persen, Kabupaten Boalemo 29,9 persen, Kabupaten Gorontalo 30,8 persen, Kabupaten Gorontalo Utara 29,3 persen, Kota Gorontalo 19,1 persen dan Kabupaten Bone Bolango 22,3 persen. Secara agregat prevalensi di Provinsi Gorontalo sebesar 23,8 persen.
Hanya Kabupaten Pohuwato yang masuk zona hijau, Kota Gorontalo kuning, Bone Bolango merah dan 3 kabupaten masuk zona hitam prevalensi tengkes adalah Boalemo, Gorontalo dan Gorontalo Utara. “Saat awal saya bertugas di sini sempat kaget, angka tengkes cukup tinggi, 29 persen. Di atas angka nasional yang 24 persen,” kata Gamaria Monoarfa, Sabtu (1/4/2023).
Perjuangan drg Gamaria Purnamawati Monoarfa Kini merupakan sosok yang inspiratif dan gigih dalam berjuang untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Provinsi Gorontalo. Program-program yang dikembangkan oleh beliau dan TP PKK Provinsi Gorontalo telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta menurunkan angka stunting di Provinsi Gorontalo. Diharapkan beliau dapat terus mengembangkan program-program kesehatan yang inovatif dan bermanfaat untuk masyarakat Gorontalo dan Indonesia pada umumnya.
Perjuangan Tanpa Koma
Perjuangan tanpa koma dan Hari-hari panjang berjuang menurunkan angka Stunting, tengkes (tertinggal gizi kronis) di Gorontalo sedang dilalui oleh drg Gamaria Purnamawati Monoarfa, Ketua TP PKK Provinsi Gorontalo, bersama suaminya Hamka Hendra Noer Penjabat Gubernur Gorontalo saat ini. Keduanya telah menggerakkan semua lembaga pemerintah untuk menyelamatkan generasi Gorontalo, yang juga menjadi bagian penting anak bangsa Indonesia.
Tengkes merupakan kondisi gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang cukup pada masa pertumbuhan anak. Kondisi ini dapat mengakibatkan dampak yang serius pada masa depan anak, seperti rendahnya kemampuan belajar dan produktivitas, serta meningkatnya risiko terkena penyakit kronis di masa dewasa.
Melihat kondisi tersebut, drg Gamaria Monoarfa dan suaminya Hamka Hendra Noer Penjabat Gubernur Gorontalo, memutuskan untuk mengambil tindakan dengan menggerakkan semua lembaga pemerintah untuk melakukan upaya pencegahan dan penanganan tengkes di Gorontalo. Mereka menyadari bahwa tindakan yang dilakukan tidak akan mudah, namun demi menyelamatkan generasi Gorontalo, mereka siap berjuang dan menghadapi segala tantangan.
Dalam upaya menurunkan angka tengkes di Gorontalo, drg Gamaria Monoarfa dan suaminya juga mengajak semua lembaga pemerintah untuk berperan aktif dalam melakukan upaya pencegahan dan penanganan stunting, tengkes. Mereka melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan semua pihak terkait untuk melakukan upaya yang lebih terintegrasi dalam penanganan Stunting,tengkes.
drg Gamaria Monoarfa dan suaminya Hamka Hendra Noer Penjabat Gubernur Gorontalo kini merupakan sosok yang inspiratif dan gigih dalam Perjuangan untuk menurunkan angka Stunting, tengkes di Provinsi Gorontalo. Program-program yang dikembangkan oleh keduanya telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta menurunkan angka stunting, tengkes di Gorontalo. Diharapkan keduanya dapat terus mengembangkan program-program kesehatan yang inovatif dan bermanfaat untuk masyarakat Gorontalo dan Indonesia pada umumnya.
Editorial: Dulwahab